SUKADANA (4/3/2025) – Apel perdana Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, menjadi momen penting setelah dirinya resmi dilantik untuk periode 2025-2030. Dalam pidatonya, ia menegaskan komitmen membangun daerah lebih maju dan makmur, mengajak seluruh jajaran pemerintahan bersatu, serta mengutip pesan Presiden Prabowo tentang pentingnya sense of crisis dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Namun, pertanyaannya: apakah ini akan menjadi awal dari perubahan nyata atau hanya sekadar seremoni belaka?
Janji Manis di Hari Pertama
Bupati Ela menyatakan bahwa pemerintahan harus berpihak pada rakyat. Sebuah pernyataan yang ideal, namun bukan hal baru. Setiap kepala daerah yang baru dilantik selalu mengawali dengan janji-janji besar. Politik sudah selesai, saatnya bekerja, begitulah narasi yang sering kita dengar.
Tapi realitas di lapangan berkata lain. Jalan rusak masih jadi momok, pelayanan publik belum optimal, dan sektor ekonomi rakyat masih terhimpit banyak persoalan. Jika janji Ela tidak segera disertai langkah konkret, maka sense of crisis yang ia sebutkan justru lebih dulu dirasakan oleh masyarakat, bukan pejabat.
Dari Pidato ke Bukti Nyata
Apel ini adalah langkah awal, tapi rakyat butuh bukti, bukan hanya seremonial. Komitmen dan konsistensi yang disampaikan Bupati Ela harus segera ditunjukkan dengan kebijakan konkret. Jika memang ingin membawa Lampung Timur lebih maju, maka harus ada perubahan nyata dalam pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, serta kebijakan ekonomi yang benar-benar menyentuh masyarakat kecil.
Harapan sudah diberikan, tetapi masyarakat akan lebih percaya pada tindakan dibandingkan kata-kata. Lima tahun ke depan adalah ujian bagi kepemimpinan Ela. Apakah benar-benar membawa perubahan, atau hanya mengulang pola lama: banyak bicara, minim aksi?
(BANG WAHYU)