SUKADANA (5/3/2025)– Malam yang seharusnya sunyi berubah mencekam. Zakaria dan temannya tengah berjaga di ladang, seperti biasa, mengantisipasi masuknya Gajah liar. Namun, yang mereka temui malam itu bukanlah raksasa berbelalai, melainkan sesuatu yang lebih menakutkan. Sepasang mata berpendar dalam gelap, sosoknya besar, langkahnya ringan tapi mengintimidasi.
“Kami langsung menyalakan petasan dan membunyikan apa saja yang bisa mengeluarkan suara. Takut? Jelas! Itu Harimau!” ujar Zakaria, mengingat kembali detik-detik menegangkan tersebut.
Warga desa Muara Jaya pun geger. Pagi harinya, jejak kaki besar ditemukan di sekitar ladang yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Harimau itu diduga mulai memangsa ternak warga yang diliarkan, bahkan mengejar hingga ke batas perkampungan.
“Biasanya warga selalu berjaga untuk menghalau Gajah liar. Tapi kali ini mereka memilih diam di rumah. Mereka takut, tak ada yang berani ke ladang,” ujar Samsuri, Kepala Dusun setempat. Rabu, 5 Maret 2025.
Teror ini kian menyesakkan dada warga. Jika selama ini mereka harus berhadapan dengan Gajah liar, kini mereka dihadapkan dengan ancaman yang lebih buas dan tak terduga.
Tak tinggal diam, petugas kepolisian kehutanan (Polhut) dan Satgas langsung turun ke lokasi, memeriksa jejak yang tertinggal di tanah. Humas TNWK, Sukatmoko, memastikan bahwa jejak itu kemungkinan besar memang milik Harimau Sumatera.
“Kami telah melakukan pengecekan di lokasi dan benar, jejak ini diduga kuat berasal dari Harimau Sumatera. Wilayah ini berbatasan dengan Resor Susukan Baru, Seksi PTN Wilayah I Way Kanan, yang dekat dengan desa Rantau Jaya Udik II, Muara Jaya, dan Tambah Dadi,” jelas Sukatmoko dalam sambungan telepon.
TNWK pun menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhenti melakukan perburuan liar yang berpotensi memperparah situasi.
“Kami berharap satwa ini hanya sekadar lewat, bukan sedang mencari mangsa. Tapi banyaknya jerat dan kebakaran hutan membuat mangsa alami Harimau seperti Rusa, Kijang, dan Babi Hutan berkurang. Kalau makanannya habis, ia pasti keluar mencari ternak warga sebagai gantinya,” tambahnya.
(BANG WAHYU)