NOWTIZEN.TV, PUBIAN – Minggu ketiga di bulan Februari 2024, mungkin bakal menjadi hari yang sulit dilupakan oleh masyarakat di Kampung Gunung Haji, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah. Hari dimana puluhan kendaraan ditumpangi pria berseragam loreng dengan postur tegap beratribut lengkap mulai dari baret hingga emblem khas prajurit berduyun-duyun memasuki perkampungan.
Kedatangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikampung itu, tidak disambut dengan jerit tangis bocah ketakutan. Tidak juga disambut dengan senyum kecut dari pemuda dan orang dewasa lainnya. Sebaliknya, senyum sumringah diiringi sorak-sorai bocah bercampur suara derap kaki prajurit turun dari kendaraan memasuki gendang telinga.
Dari kepala kampung, masyarakat mengetahui, alih-alih kampungnya dijadikan medan pertempuran, justru kedatangan para prajurit dikampung Gunung Haji untuk mengemban misi Dharma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah. Misi tanpa mengenal lelah, bukti bakti TNI untuk negeri di tanah Siger yang kelak memberi wajah baru Kampung Gunung Haji.
Dibuka secara resmi pada tanggal 20 Februari 2024, dengan bersenjatakan cangkul, sekop, dan alat pertukangan lainnya, Satuan Tugas (Satgas) TMMD 119 Kodim 0411/KM mulai menjalankan misi yang tidak mungkin selesai dalam waktu hitungan jemari, menanggung resiko jauh dari sanak famili.
“Total sasaran fisik TMMD ke 119, berupa infrastruktur pengerasan jalan (telford) 2.400 x 3 meter yang dibagi menjadi enam titik lokus kegiatan. Selain pengerasan jalan, sasaran lainnya yaitu pembukaan jalan di lima titik kegiatan, pembuatan sumur bor 1 unit, perbaikan Mushola 1 unit dan pembuatan MCK Mushola,” ujar Lettu Arh Rahmat M, mewakili Dandim 0411/KM, Letkol Arh Rendra Febrandari Suparman.
Kolonel Inf Enjang, S.I.P., M.Han, Kasrem 043/Gatam, dalam keterangan menyebut bahwa kegiatan TMMD ke-119 yang mengusung tema Dharma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah merupakan program kolaborasi terpadu antara TNI bersama Pemkab Lampung Tengah dan Polri dengan tujuan mendukung upaya pemerintah dalam percepatan pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keterpaduan berbagai komponen tersebut, akan mampu menyerap aspirasi dan kepentingan masyarakat. Peranan dan kerja sama lintas sektoral bakal menjadi penentu keberhasilan TMMD ke-119
“Termasuk meningkatkan aspek kemanunggalan TNI bersama rakyat, Program TMMD adalah wujud pengabdian kepada masyarakat,” ucapnya.
Mengenal Letda Inf Sudarto Sang Pawang Kekompakan dan Serka Sumaryono Sang Pencerah Filosofi Batu
Memasuki hari kedua, pagi itu sang surya cukup cerah menyapa personel Satgas TMMD 119 dari anggota Yonif 143/TWEJ dan anggota Brigif 4 Marinir serta 50 warga yang menuju lokasi penyusunan batu porselen jalan onderlagh titik 300 M.
Sesampainya ditempat tujuan, dengan berlandaskan kebersamaan dan semangat pekerjaan pun dimulai. Dentangan suara palu beradu dengan batu segera terdengar, tidak butuh waktu lama keringat pun mulai mengembun didahi. Dari kejauhan suara burung dan satwa liar lainnya sesekali bersenandung, menghibur Satgas dan warga yang sudah beberapa hari berjibaku melawan waktu, menyelesaikan jalan yang kelak kerap dilalui oleh masyarakat mengangkut hasil pertanian, jalanan penunjang perekonomian warga setempat.
Waktu berlalu, matahari mulai merangkak naik, baju yang kering mulai basah dengan peluh, semangat pagi yang semula menggebu mulai terkikis rasa lelah. Untuk mensiasati kestabilan mental dan semangat saat bekerja di bawah paparan matahari, Satgas TMMD dan masyarakat sesekali bersenda gurau dengan penuh keakraban.
“Disini, kami jaga betul yang namanya kekompakan dan keakraban antara masyarakat dan TNI, kerja satu maka kerja semua. Istirahat satu, maka istirahat semuanya. Dengan begitu semangat kerja akan tetap terjaga,”ujar Letda Inf Sudarto, perwira yang dituakan di rombongan tersebut.
Sementara itu, di hari yang berbeda, dititik lokasi pekerjaan yang lain, Serka Sumaryono saat adu bako dan ngopi bersama, membedah suatu filosofi. Dengan sebongkah batu cukup besar di topang kedua tangan, ia kemudian berdiri dan memulai komunikasi sosial cara memaknai kehidupan, memetik samudera hikmah dari rahasia alam yang patut di tafakuri dan pelajari.
“Berhubung kita saat ini sedang dalam pengerjaan menyusun batu, maka saya mencoba akan bercerita tentang filosofi batu yang jarang direnungi oleh manusia,”ujarnya memulai percakapan
Dengan batu masih ditangan, Serka Sumaryono memberikan rujukan kalimat “hatinya sekeras batu”. Dari kalimat itu, Ia meyakini semua akan manafsirkan suatu sikap dengan sifat keras kepala, sulit diberi nasehat dan cenderung memiliki rasa egois.
“Dalam hatinya orang yang sekeras batu, akan merasa hanya dia yang paling benar, argumentasinya selalu dilandasi dengan rasa ingin menang sendiri. Padahal, dari batu juga kita bisa mengambil sisi positif tentang kuatnya tekad, jiwa yang memiliki keteguhan prinsip dalam mempertahankan sebuah perjuangan di jalan kebaikan,” katanya
Serka Sumaryono kemudian memberikan gambaran bebatuan yang telah disusun di jalan onderlagh. Menurutnya, bebatuan yang telah disusun tersebut mencerminkan suatu kepribadian yang sabar dan penuh keikhlasan. Sebab, batu-batu itu mengetahui bahwa akan banyak yang melintasi diatas mereka dengan membawa berbagai macam beban muatan. Tidak menutup kemungkinan juga mereka bakal dicemari dengan kotoran dan sampah, namun mereka akan terus berusaha menahan beban yang melintasinya demi sampai kepada tujuan.
“Maka dari itu, teguhkan hati dan semangat kita semua, jalan ini kita yang membuatnya, kenapa kita kelak harus kalah darinya. Tugas kita saat ini adalah membuatnya menjadi kuat, sehingga kelak saat menanggung beban muatan diatasnya, mereka akan terus bertahan demi kesejahteraan makhluk yang melintasinya,” ucap Serka Sumaryono
Semangat Pantang Surut Melawan Cuaca Yang Carut Marut
Malam Senin, 25 Februari 2024 bumi Lampung dikepung hujan. Dibeberapa wilayah, air hujan enggan surut. Memilih untuk menggenang di berbagai sudut, tidak terkecuali di Kampung Gunung Haji, lokasi dimana kegiatan TMMD 119 bakal dikebut.
Hampir semalaman penuh rintik-rintik air hujan mengguyur atap genting, dinginnya hembusan angin malam terasa menembus kulit, menggigit daging. Malam itu, suasana perkampungan ditakdirkan untuk sunyi. Beberapa pria paruh baya dan Satgas TMMD terlihat bercengkrama, dengan ragam perbincangan dari hati ke hati ditemani segelas kopi.
Hingga malam pun semakin larut, rasa kantuk mulai menjadi raja, menitahkan netra untuk berhenti terjaga. Warga kemudian undur diri mengistirahatkan raga, bersembunyi dibawah selimut, menanti fajar datang menyambut.
Esok hari fajar pun tiba, tidak seperti hari-hari sebelumnya, pagi itu mentari enggan menunjukan kehangatan seperti biasa. Seolah menggoda keteguhan hati, apakah akan berhenti sementara atau melanjutkan bekerja demi asa warga yang dititipkan dipundak mereka.
Tentu semangat Satgas TMMD ke-119 Kodim 0411/KM dan warga bukan kaleng-kaleng, tekad untuk menyelesaikan pembuatan jalan tidak perlu diragukan lagi. Melawan cuaca hujan belakangan ini yang dapat turun kapan saja dan mengakibatkan genangan air serta merubah tanah menjadi lumpur, tak menyurutkan keteguhan hati untuk terus melanjutkan pekerjaan.
Dibawah komando Lettu Inf Sukamto, warga dan satgas TMMD kembali melanjutkan menyusun batu porselen di titik sasaran jalan Kampung Gunung Haji, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lamteng.
Lettu Inf Sukamto mengatakan meski dihadapkan dengan medan yang sulit, disertai cuaca hujan yang sering mengguyur, namun itu tidak mempengaruhi mental dan semangat kerja prajurit dilapangan. Kegiatan ini harus terselesaikan sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan.
“Ada tantangan tersendiri dalam kegiatan TMMD kali ini, selain medannya yang sulit juga faktor cuaca karena seringnya turun hujan. Namun, Satgas TMMD tidak patah semangat untuk terus bekerja melanjutkan pengerjaan sasaran fisik sesuai rencana,” katanya
Terlihat Garang Namun Humoris, Humanis dan Serba Bisa
Banyak yang tidak menduga, awalnya warga Kampung Gunung Haji menilai Satgas TMMD hanya mahir bermain senjata. Namun siapa sangka, para prajurit itu ternyata serba bisa.
Karyono, warga dusun V, sudut pandangnya berubah setelah berhari-hari berbaur bersama tentara. Dengan menjadi satu bagian dalam gotong royong, dia bisa merasakan nuansa kemanunggalan yang solid.
Dibenak Karyono, TNI merupakan sosok yang mahir bermain senjata dalam pertempuran. Namun ia kemudian mengetahui, prajurit juga mahir dalam ilmu pertukangan serta piawai menggunakan alat-alat bangunan.
“Bisa bergaul dengan pak tentara, kami juga baru tahu ternyata pak tentara itu bisa humoris dan humanis disaat bersama masyarakat, padahal ketika saya lihat pak tentara saat upacara di televisi wajahnya sangar-sangar, tidak terbayangkan bagaimana wajah tersebut bila bertemu dengan musuh dan disaat bertempur,” kata Karyono
Tidak ketinggalan juga adik-adik pramuka Gugus Depan (Gudep) 080219, SD Negeri 2 Gunung Raya, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah. Serda Tuari dan dua Satgas TMMD lainnya yang hendak meninjau lokasi sasaran fisik pembuatan jalan, tiba-tiba menghentikan laju kendaraan.
Bukan tanpa sebab kendaraan Kodim 0411/KM tersebut berhenti, ketiganya tergoda untuk membagikan kiat semangat dan yel-yel saat melihat keseruan ekstrakulikuler adik-adik pramuka di sekolahan itu.
Benar saja, keikutsertaan Serda Tuari CS disambut dengan penuh antusias. Bagi siswa-siswi itu, dilatih secara langsung oleh anggota TNI merupakan pengalaman baru yang belum tentu dirasakan saban latihan pramuka.
Darto, pembina harian ekstrakulikuer pramuka SD Negeri 2 Gunung Raya mengatakan kehadiran Serda Tuari CS ditengah-tengah latihan merupakan suatu berkah. Sebab, selain membangun infrastruktur, juga mau berbagi ilmu semangat kepada adik-adik pramuka Gudep 080219.
Menurut Darto, yel-yel merupakan salah satu cara untuk membakar semangat. Hal yang sangat diperlukan dalam pramuka, selain mengajarkan kedisplinan dan tenggang rasa.
“Saat mengajarkan yel-yel kepada adik-adik didik kami, pak TNI bisa berbaur dengan suasana pengajaran yang luwes. Irama dan kalimat semangat serta gerakan yang diajarkan cukup mudah, namun mengajarkan kekompakan dalam pelaksanaannya,” ujarnya.
Sementara itu, Serda Tuari CS, Satgas TMMD Kodim 0411/KM mengapresiasi atas keantusiasan pembina maupun adik-adik pramuka SD Negeri 2 Gunung Raya. Suasana yang hidup saat latihan membuat ketiganya menjadi gembira, mengurai beban lelah dan kepenatan dalam menjalani aktifitas di titik sasaran TMMD 119.
“Terimakasih kepada kakak pembina dan juga adik-adik sekalian. Sambutan dan antusias dalam belajar yel-yel bisa membuat hati kami menjadi gembira dan sangat mengurangi beban lelah dalam menjalani aktifitas di titik sasaran TMMD 119, semoga bermanfaat bagi adik-adik semua,” katanya
Lapor Pak Komandan, Saya Ingin Menjadi Seorang Tentara
Muhammad Arel, demikian nama anak yang disematkan oleh Muhammad Yedi, sang bapak yang mengazaninya saat lahir. Usia nya baru menginjak sepuluh tahun, masih duduk di bangku kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah.
Berhari-hari sudah mata kecilnya mengamati gerak gerik Kapten Chb Santoso, Danramil 411-14/PR, pria yang mengemban tugas sebagai pengendali wilayah di lokasi TMMD 119.
Dari kejauhan, segala tindak tanduk Kapten Chb Santoso dalam memimpin kegiatan, mengkoordinir dan mengeplot para personel Satgas TMMD ke sasaran, serta saat bersenda gurau di waktu istirahat bersama anggota dan masyarakat tidak luput dari pengawasannya.
Melihat semua kedekatan dan keakraban antara Satgas TMMD ke 119 Kodim 0411/KM membuatnya menggantungkan cita-cita suci, keinginan menjadi abdi negeri untuk bumi pertiwi.
Semula Muhammad Arel ragu, ia malu menyampaikan keinginannya. Namun, ia menyadari waktu tidak menunggunya. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Begitu kata hatinya setelah bertempur melawan ego.
Siang itu matahari sangat terik, seolah siap membumihanguskan hasrat Arel menyampaikan kata sanubari. Setelah berhari-hari menanti, dia menguatkan hati. Dengan berkaos kuning dan celana traning Arel memberanikan diri mendekat kumpulan Satgas TMMD 119 Kodim 0411/KM dan memberikan hormat ala prajurit.
“Lapor pak Komandan, saya ingin menjadi seorang tentara,” teriak Arel.
Memang benar suaranya terdengar kecil ditelinga Satgas TMMD. Namun, justru ucapan yang tidak terdengar santar itu membuat dada Satgas bergemuruh. Tidak satupun menyangka, kegiatan para prajurit di Kampung Gunung Haji, Kecamatan Pubian, Lampung Tengah bakal membuat putra daerah memiliki angan menjadi tentara.
Awalnya Danramil 411-14/PR mengira hanya bercanda, namun sorot mata Arel tidak membohongi. Mata dengan penuh ketagasan, mata dengan penuh tekad dan harapan.
Melihat hal tersebut Danramil 411-14/PR langsung mengajak duduk di sebelahnya. Dengan penuh keramahan, Danramil 411-14/PR mulai memberikan motivasi untuk Muhammad Arel, seperti rajin beribadah, rajin belajar, patuh kepada orang tua dan guru.
“Menambah pengalaman dengan mengikuti organisasi sekolah maupun pelajaran ekstra kulikuler seperti pramuka misalnya, juga hal penting,” katanya
Disisi Kapten Chb Santoso, Muhammad Arel pun tak henti-hentinya mendengarkan wejangan dari sang Komandan Koramil Padangratu tersebut, dari sorot matanya terlihat api gelora semangat yang sangat besar dan luhur.
Berkat TMMD 119 Jalanan Becek Raib, Air Bersih Tinggal Putar Keran, Warga di Beri Paham Ragam Pengetahuan Lewat Penyuluhan
Hari silih berganti, beberapa Minggu pun telah berlalu. Kegiatan TMMD 119 Kodim 0411/KM di Kampung Gunung Haji, tanpa terasa pekerjaan fisik nya sudah nyaris selesai.
Jalanan yang semula becek dan tergenang air, kini menjadi keras dengan batu. Meski begitu, tidak dapat dipunggiri, dari keseluruhan pekerjaan fisik, pelaksanaan pemasangan batu telford di titik 159 M depan Mushola Al-Ikhlas dengan merupakan titik paling menguras waktu dan tenaga meskipun telah diperkuatan dengan 10 personel Yonzipur, Marinir dan Babinsa serta masyarakat.
“Sampai dengan waktu sekarang, ini adalah sasaran yang penuh dengan tantangan menguras tenaga dan juga berpacu dengan waktu melawan kondisi wilayah yang sulit disertai dengan hadirnya cuaca ekstrim akhir-akhir ini,” ujar Danramil 411-14/PR, Kapten Chb Santoso
Tidak hanya pekerjaan fisik yang membuat raga penat, ragam edukasi kepada masyarakat juga cukup menghabiskan hari. Bertempat di balai Kampung Gunung Haji, puluhan warga dikumpulkan untuk diberi wawasan pentingnya menciptakan keluarga yang berkualitas serta kesadaran dan pengetahuan tentang Stunting, Posyandu dan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-Ptm).
Kini, melalui penyuluhan itu, masyarakat mendapatkan pengetahuan baru untuk mengetahui cara mendeteksi awal suatu penyakit serta cara menanggulanginya. Warga juga diberi paham jika stunting menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak sebaya nya.
Minggu, 17 Maret 2024, cuaca di perkampungan tempat kegiatan TMMD 119 Kodim 0411/KM dilakukan agak mendung tipis. Harita, warga dusun I Kampung Gunung Haji itu tengah bersibuk urusan dapur saat suaminya memberi kabar bahwa mimpi buruk permasalahan air bersih selama ini, dalam waktu dekat segera sirna.
Berbekal suasana hati riang, Harita, mengajak beberapa emak-emak tetangganya untuk memastikan warta yang diterima dari sang suami.
Sesampainya di tempat sumur bor dan mencoba memutar keran, seketika sorak sorai membahana dengan ucapan syukur hamdalah tidak dapat dibendung lagi.
Dengan luapan gembira, kumpulan emak-emak di dusun tersebut menghaturkan rasa terimakasih kepada satgas TMMD yang telah mengahadirkan sumber air bersih.
“Terima kasih pak TNI, bapak-bapak Satgas TMMD Kodim 0411/KM yang telah menghadirkan air bersih di kampung kami,” ucapnya
Sementara itu, Kepala kampung Gunung Haji, M. Yedi menyebut keberadaan sumur bor di dusun I, sudah mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk 35 KK alias 105 warga.
“Merupakan berkah bagi kami semua dengan adanya TMMD di kampung kami, semoga kedepannya masyarakat semakin sejahtera, terima kasih TMMD, Kodim 0411/KM, Pihak Kepolisian, Pemda Lamteng dan semua unsur yang telah bersama-sama membangun di kampung kami ini,” kata kepala kampung
Wajah Baru Kampung Gunung Haji, Wujud Nyata Kemanunggalan TNI di Bumi Lampung
Satu bulan genap sudah Satgas TMMD 119 Kodim 0411/KM beserta lintas sektoral meningkatkan akselerasi pembangunan di Kampung Gunung Haji, Kecamatan Pubian, Lampung Tengah.
Setelah waktu yang tidak sebentar itu, kini banyak aspek infrasturuktur penunjang perekonomian warga yang sebagaian besar sebagai petani telah memadai.
Jalanan tanah akses pertanian yang sedianya becek, tergenang air dan lumayan licin saat dilalui, kini berubah menjadi menjadi telford yang keras. Akses buntu menuju areal petanian dan perkebunan, saat ini telah dibuka badan jalan serta ketersedian sumber air bersih yang mudah didapat pun telah terpenuhi. Kini tiba saatnya program TMMD ke-119 TA. 2024 di wilayah Kodim 0411/Kota Metro ditutup.
Kepada Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil yang bertindak sebagai inspektur upacara, Dandim 0411/KM, Dansatgas TMMD ke 119 Kodim 0411/KM melaporkan sasaran TMMD yang terdiri dari sasaran fisik dan non fisik diantaranya Telford sepanjang 2.479 meter, pembukaan badan jalan sepanjang 1.000 meter, pembuatan gorong-gorong 5 unit, perbaikan Mushola 1 unit, pembuatan MCK Musholla 1 unit dan pembuatan sumur bor 1 unit serta sasaran non fisik yang terdiri dari penyuluhan stunting, Posyandu, Posbindu dan PTM, serta bela negara, Wasbang, KB kesehatan, hukum dan Kamtibmas, peningkatan SDM pemuda dan kelembagaan, pertanian, bahaya teroris dan paham radikalisme, perikanan/peternakan serta penyuluhan bahaya narkoba kesemuanya sudah dicapai dengan 100 % pelaksanaannya.
Dandim juga melaporkan sasaran tambahan yaitu penanaman pohon keras dan buah, pembersihan pasar dan pemberian bingkisan stunting ditambah lagi program Kasad kegiatan pendampingan ketahanan pangan tanaman jagung dan padi juga telah mencapai target 100 %.
Menyikapi laporan Dandim, Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil dalam upacara tersebut menyampaikan jika program TMMD ini merupakan progam yang dilaksanakan lintas sektoral dengan melibatkan Pemda, Polri, instansi terkait dan masyarakat setempat dengan tujuan untuk membantu pemerintah daerah, mempercepat akselerasi pembangunan terutama membangun infrastruktur untuk membuka daerah yang tertinggal dan tetap terpeliharanya kemanunggalan TNI-Rakyat.
“Hal ini selaras dengan tema yang diangkat pada TMMD ke- 119 tahun 2024 yaitu Darma bakti TMMD mewujudkan percepatan pembangunan di wilayah . Kita patut berbangga, program TMMD ini menunjukan hasil yang memuaskan. Berbagai hasil pembangunan sarana fisik dan non fisik telah mendorong perkembangan desa, semua pencapaian ini karena adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan kabupaten serta segenap elemen masyarakat,”katanya.
Usai Pangdam II/Swj melakukan pemotongan pita dilanjutkan melaksanakan peninjauan ke lokasi sasaran TMMD ke 119, kini, secara resmi kegiatan TMMD di Kampung Gunung Haji, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah ditutup.
Banyak cerita telah dilalui bersama antara TNI dan masyarakat kampung itu. Namun, setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Dari TMMD bisa diketahui jika perbedaan bukanlah hal yang patut dipermasalahkan, tetapi dipersatukan menjadi satu kekuatan. Terbukti bahwa perbedaan profesi antara Satgas TMMD dan masyarakat Kampung Gunung Haji, dengan dibalut dengan kebersamaan dan gotong royong, program membangun negeri selesai tepat waktu.
(BANG WAHYU)