NOWTIZEN.TV, MESUJI (10/3/2024) – Umat Hindu di desa Gedung Ram, kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Mesuji, membuat atraksi dan arak-arakan ogoh-ogoh saat upacara hari Pengerupukan diselenggarakan. Hal tersebut dilakukan untuk menyambut hari suci Nyepi tahun baru Saka 1946.
Bertempat di Lapangan desa Gedung Ram, tepatnya di RK 03, ratusan umat hindu dari dua desa turut meramaikan upacara Pengerupukan tersebut.
Ketut Ari dan Panduta, masyarakat yang mengikuti upacara itu mengatakan Pengerupukan menggunakan ogoh-ogoh setinggi tiga meter itu sebagai simbol keserakahan dan angkara murka yang ada didunia.
“Dengan melakukan upacara Pengerupukan, umat Hindu memohon agar keserakahan dan energi negatif tersebut diubah menjadi energi positif. Dengan begitu, bisa melaksanakan hari suci Nyepi dengan damai, serta terjadi keseimbangan hubungan antara manusia, alam semesta dan Tuhan,” katanya. Minggu, 10 Maret 2024
Sebagai informasi, ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud raksasa.
Selain wujud Raksasa, ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah, Widyadari.
Dalam fungsi utamanya, ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum hari Nyepi
Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.
(RUDI)