LAMPUNG TIMUR (6/9/2024)– Warga Desa Toto Projo, Kecamatan Way Bungur, sedang menghadapi krisis yang semakin mendesak akibat gajah liar yang keluar dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Serangan gajah-gajah liar yang merusak tanaman warga telah menimbulkan kegundahan yang mendalam, karena dampaknya langsung pada hasil panen dan perekonomian mereka.
“Kami sudah sering mengalami masalah ini. Gajah liar masuk ke lahan pertanian kami dan merusak tanaman tanpa adanya solusi dari pihak yang berwenang,” ungkap salah seorang warga dengan nada frustrasi. Keberadaan Elephant Response Unit (ERU), yang seharusnya menangani permasalahan ini, tampaknya tidak memberikan hasil yang memadai.
Menurut warga, meski ERU diharapkan bisa mencegah gajah liar keluar dari hutan, faktanya unit tersebut gagal menjalankan tugasnya secara efektif.
“Kami diminta untuk melestarikan hutan, namun ketika tanaman kami dirusak, tidak ada tindakan nyata yang diambil,” tambahnya. Kamis, 5 September 2024
Menanggapi situasi ini, Humas TNWK, Sukat, mengonfirmasi bahwa TNWK bekerja sama dengan NGO Komunitas Hutan Sumatera (KHS) dan ERU. “Kami terus berusaha bersama mitra kami untuk mengatasi masalah ini,” jelas Sukat. Namun, jawaban tersebut tidak memuaskan warga yang sudah lama menderita akibat masalah ini.
Sementara itu, Sekjen DPC Garuda Muda Projamin, Ahmad Efendy, berencana mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“DPC Garuda Muda Projamin akan segera mengirimkan surat resmi kepada TNWK dan ERU untuk meminta audiensi guna membahas dan mencari solusi atas masalah gajah liar ini,” tegas Efendy pada Jum'at, 6 September 2024.
Warga menunggu tindakan konkret dan solusi yang memadai, berharap agar keluhan mereka segera mendapatkan perhatian serius dari pihak-pihak terkait.
(RED/TEAM LIPSUS)