LAMPUNG (9/1/2025) – Pagi itu, Yuni, seorang ibu rumah tangga sekaligus pedagang nasi kebuli di Bandar Lampung, menghela napas panjang. Tangannya lincah menyusun tabung gas elpiji 3 kilogram yang baru dibelinya dari warung. Namun, wajahnya menunjukkan kekhawatiran.
“Harganya naik lagi, sekarang Rp 24 ribu di warung. Sebelumnya cuma Rp 22 ribu. Berat sih, tapi ya namanya kebutuhan, mau nggak mau harus beli,” keluh Yuni, Kamis (9/1/2025).
Kenaikan harga ini memang bukan berita baru bagi masyarakat Lampung. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Lampung Nomor G/816/V.25/HK/2024, HET gas elpiji 3 kilogram resmi naik dari Rp 18 ribu menjadi Rp 20 ribu per tabung sejak Rabu (8/1/2025).
Namun, kenyataan di lapangan seringkali berbicara lain. Harga di warung, terutama di kawasan perumahan, bisa jauh di atas HET.
Bagi Yuni, kenaikan harga gas bukan sekadar tambahan biaya rumah tangga, tapi juga memengaruhi usahanya.
“Gas ini dipakai buat masak di rumah sama untuk dagang. Kalau terus naik, bisa-bisa saya harus naikkan harga nasi kebuli. Tapi takut pelanggan kabur,” ujarnya dengan nada bingung.
Cerita Yuni hanyalah satu dari ribuan suara warga Lampung yang merasakan dampak langsung kebijakan ini.
Pemerintah Provinsi Lampung berdalih, kenaikan harga dilakukan untuk menyesuaikan biaya operasional distribusi LPG yang meningkat. Sekretaris Hiswana Migas Lampung, Subhan Efendi, menyatakan bahwa pihaknya berupaya menjaga stabilitas harga.
“Kami sudah sosialisasikan ke semua mitra agar memasang informasi harga di pangkalan. Ini penting supaya masyarakat tahu HET yang sebenarnya,” kata Subhan.
Ia juga mengimbau masyarakat membeli gas di pangkalan resmi.
“Kalau beli di pangkalan, kualitas dan beratnya terjamin. Harga juga sesuai HET, nggak dimain-mainkan,” tambahnya.
Kenaikan harga gas elpiji 3 kg terakhir kali terjadi pada 2019. Saat itu, HET ditetapkan Rp 18 ribu. Setelah lima tahun, kenaikan ini terasa seperti pukulan berat bagi masyarakat kecil yang bergantung pada gas subsidi untuk kebutuhan sehari-hari.
Meski demikian, Yuni berharap pemerintah bisa memastikan pasokan gas tetap tersedia dan tidak langka.
“Harganya jangan naik terus. Yang penting barangnya selalu ada, nggak susah dicari,” harapnya.
(BANG WAHYU)