SUKADANA (15/10/2024) – Debat publik perdana calon Bupati dan Wakil Bupati Lampung Timur, Senin 14 Oktober 2024, membuka babak baru dalam kontestasi politik yang semakin memanas. Bertempat di Gedung Pusiban Pemkab Lampung Timur, dua pasangan calon mempresentasikan visi mereka untuk masa depan daerah ini dengan cara yang tajam dan penuh strategi, memikat perhatian publik yang haus akan perubahan nyata.
Amanda Dasrul, seorang moderator berpengalaman, memandu jalannya debat dengan presisi, didukung oleh panelis berkelas seperti Yusdianto (Dosen Unila), Ahmad Luviadi (Wareg 3 UMM), Juendra (Jurnalis), Nur Ahmad Yusuf (Kepala Ombudsman), dan Siti Fatimah (Akademisi).
Masing-masing panelis menghadirkan pertanyaan yang kritis dan mendalam, memastikan bahwa para calon tidak hanya berbicara dengan retorika, melainkan menguji kemampuan mereka dalam menyusun strategi pembangunan daerah secara konkret.
Ketua KPU Lampung Timur, Wasiat Jarwo Asmoro, menggarisbawahi bahwa ini adalah bagian awal dari tiga debat yang telah dijadwalkan, dengan tema utama seputar kesejahteraan rakyat dan pelayanan publik.
“Dua isu ini, yang sering kali menjadi polemik dalam berbagai kebijakan lokal, dihadapkan pada tantangan besar yang harus diatasi oleh pemimpin mendatang,” ujarnya
Debat terbagi dalam empat sesi utama. Sesi pertama adalah pemaparan visi-misi, di mana kedua pasangan calon menyampaikan narasi besar mereka untuk Lampung Timur.
Pasangan nomor urut 1, Ela Siti Nuryamah dan Azwar Hadi, mengedepankan visi “Lampung Timur makmur menuju Indonesia emas“, dengan fokus pada peningkatan ekonomi rakyat melalui inovasi dan program strategis.
Di sisi lain, pasangan nomor urut 2, Dawam Rahardjo dan Ketut Erawan, menawarkan gagasan tentang “Lampung Timur semakin berjaya, terdepan dan berkelanjutan”. Visi ini menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan integrasi teknologi sebagai motor penggerak kemajuan daerah.
Sesi pendalaman visi-misi menjadi ujian intelektual bagi kedua pasangan. Panelis tidak segan mengajukan pertanyaan yang menuntut pemahaman mendalam tentang kebijakan publik, evaluasi program, serta realitas di lapangan.
Sesi tanya jawab antar kandidat menjadi arena perdebatan yang sarat dengan argumen tajam, di mana masing-masing pasangan berupaya menunjukkan kelemahan lawannya sekaligus memperkuat posisi mereka di hadapan pemilih.
Diskusi mengenai peningkatan kesejahteraan dan pelayanan publik menjadi titik krusial dalam debat ini. Kedua pasangan harus menjelaskan secara konkret bagaimana mereka akan mengatasi isu-isu mendasar yang selama ini menghambat kemajuan Lampung Timur. Pertanyaan kritis dari panelis semakin memanaskan suasana, menuntut jawaban yang lebih dari sekadar janji politik.
Pendukung dari masing-masing kubu, meski dibatasi jumlahnya, memberikan semangat yang tak henti-henti, menambah intensitas debat. Namun, perhatian utama tetap pada substansi gagasan yang disampaikan di panggung.
Pada sesi penutup, kedua pasangan menyampaikan closing statement yang kuat. Dawam Rahardjo menekankan pentingnya memilih pemimpin yang dekat dan memahami kebutuhan masyarakat dengan slogannya, “Mengapa pilih yang jauh kalau yang dekat lebih paham.” Sementara Ela Siti Nuryamah menutup dengan ajakan untuk berkolaborasi demi kemajuan bersama, menekankan bahwa inovasi dan kerja keras adalah kunci sukses bagi Lampung Timur.
Debat tersebut tidak hanya menjadi ajang adu gagasan, tetapi juga menjadi refleksi bagi masyarakat untuk menilai kapasitas kepemimpinan para calon. Dengan dua debat berikutnya yang sudah dijadwalkan, persaingan politik di Lampung Timur akan terus memanas, dengan pertarungan ide yang semakin dalam dan kritis.
(BANG WAHYU)