LAMPUNG TENGAH (5/10/2024) – Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara luring di PKBM Cendikia Lampung Tengah menjadi tonggak penting dalam upaya menghidupkan kembali pendidikan yang efektif dan interaktif. Dengan menghadirkan peserta didik langsung di lokasi pembelajaran, metode ini dianggap mampu memberikan hasil yang jauh lebih optimal dibandingkan belajar daring.
Waka Kurikulum PKBM Cendikia, Riza Ayunda, S.Pd., menegaskan bahwa PTM luring bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendesak dalam pembelajaran.
“Tatap muka langsung memberikan ruang bagi peserta didik untuk berinteraksi secara intens dengan pengajar dan teman-teman mereka. Mereka bisa langsung bertanya dan berdiskusi, sehingga pemahaman materi lebih cepat, mendalam, dan tak ada jeda waktu yang membuat kebingungan menumpuk,” tegas Riza pada Sabtu, 5 Oktober 2024 di Lampung Tengah.
Bukan hanya soal interaksi, pembelajaran luring juga memungkinkan pengajar memantau perkembangan peserta didik lebih dekat.
“Kami bisa langsung melihat, siapa yang butuh bimbingan ekstra, siapa yang sudah paham, sehingga umpan balik yang kami berikan bisa tepat sasaran dan tidak menunggu lama,” lanjutnya.
Lebih dari itu, Riza juga menyoroti bagaimana penyampaian materi dalam PTM luring jauh lebih terstruktur dan terkendali.
“Dengan PTM luring, kami bisa memastikan penyampaian materi sesuai kurikulum dan jadwal yang ada. Pengajar dapat mengontrol kecepatan belajar dan memastikan semua peserta paham sebelum melanjutkan ke topik berikutnya. Ini sangat penting untuk menjaga kualitas pembelajaran,” kata Riza.
PKBM Cendikia juga tidak terpaku pada satu metode. Selain PTM luring, mereka menggabungkan teknologi digital melalui platform seperti Zoom dan Google Meet, serta menerapkan program pembelajaran mandiri seperti homeschooling dan komunitas.
“Kami terus menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan masing-masing peserta didik, baik dari sisi akademik maupun non-akademik,” ungkapnya.
Salah satu nilai yang dijunjung tinggi dalam PTM luring di PKBM Cendikia adalah kedisiplinan. Peserta didik dibiasakan untuk disiplin dalam kehadiran, waktu, serta mematuhi aturan-aturan di lingkungan belajar.
“Disiplin adalah kunci keberhasilan belajar, karena ini membentuk etika dan tanggung jawab yang sangat dibutuhkan, bukan hanya di kelas, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Riza.
Tak kalah penting, PTM luring juga menjadi media penting bagi pengembangan keterampilan sosial.
“Dengan interaksi langsung, peserta didik belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan membangun empati. Ini bukan sekadar belajar, tapi membangun manusia yang peka terhadap sesama,” tutup Riza Ayunda.
(BANG WAHYU)